Jumat, 25 Juni 2010

minum teh !!!! kok gk baik barengan ma makan???

Es teh seringkali menjadi minuman favorit di warung-warung makan pinggir jalan - (abis lok warungnya di tengah jalan ganggu lalu lintas dong) - lanjut ya, hal itu mungkin karena harganya yang relatif murah, atau sudah menjadi kebiasaan masyarakat kita.  
negara kita adalah negara berkembang, berarti sebagian besar masyarakat kita makan di warung pinggir jalan
Ada tiga jenis utama teh yaitu : 1. teh hitam (banyak dikonsumsi oleh sahabat lagonder di Amerika utara, afrika utara, dan eropa), 2. teh hijau (banyak dikonsumsi oleh sahabat lagonder dari Asia termasuk indonesia), 3. teh oolong (banyak diminum oleh sahabat lagonder dari cina dan taiwan)
Sahabat lagonder mari kita telusuri bersama apa yang dikandung teh. Teh mengandung zat polifenol yang dapat berikatan dengan besi, sehingga penyerapan zat besi di usus terganggu. akan tetapi sahabat lagonder tidak perlu takut untuk minum teh karena zat besi yang dihambat penyerapanya oleh teh adalah zat besi yang easal dari tumbuhan, tidak yang berasal dari hewan. 
bagi sahabat lagonder yang sulit untuk mengkonsumsi daging harus berhati-hati untuk memilih teh sebagai minuman utama saat makan. 
jadi,, teh tidak baik ya untuk diminum???
jangan berfikir buruk dulu sama teh, sahabat lagonder juga harus tau manfaat teh bagi tubuh kita. dibanding sayuran warna hijau (seperti daun pintu yang dicat warna hijau, eh salah maksud saya daun singkong, daun bayam dsb) teh mengandung antioksidan lebih tinggi lho, teh juga dapat menurunkan risiko penyakit jantung, menghambat perkembangan kanker, membantu menjaga kesehatan mulut karena kandungan florida naturalnya dapat mencegah gigi berlubang. berdasarkan penelitian hegarty tahun 2000 di Amerika bahwa densitas tulang usila yang mengkonsumsi teh lebih baik daripada mereka yang tidak mengkonsumsi teh. so sahabat lagonder teh ibarat pedang bermata dua. perhatikan kapan sahabat lagonder tidak harus mengkonsumsi teh. 

Refrensi 
Cao G, Sofic E, dan Prior R. Antioxidant capacity of tea and common vegetables. Journal of Agree Food Chem, 1996 (44):3426-3431
Hertog M, Feskens E, Kromhout D. Antioxidant flavonols and coronary heart disease risk. Lancet,1997:349
Hegarty V, May H, Khaw K. Tea drinking and bone mineral density in older women. American Journal of Clinical Nutrition, 2000 (71):1003-1007

Tidak ada komentar: