Senin, 05 Juli 2010

keluh kesahku berdoa tuhan..

Tuhan aku tiba-tiba mengenalmua hari ini tanpa sepotong perjumpaan yang aku sadari dan terekam dalam memoriku. jangan salahkan jika (terkadang) aku meragukanmu, apalagi mencaci, membenci, dan memusuhi seperti yang dilakukan sekelompok hambamu saat ini, tuhan bukan kau tak pantas memusuhiku tapi aku tak sepadan kau jadikan musuh. cukup tuhan hilangkan saja keraguan itu dari dadaku, bukankah itu mudah bagimu.

''hati kecilku selalu bergumam melihat sepak terjang hambamu itu yang katanya membelamu dan memperjuangkan agamamu, tuhan apa iya kamu harus kami bela?! apa iya kau mempunyai agama?! mereka selalu geram dengan orang yang belum meyakini keberadaanmu padahal mereka juga tak pernah berjumpa denganmu sama seperti aku, tak pernah ada sepotong kue, dan secangkir kopi hangat yang terasa ketika bertandang ke rumahmu.
tuhan bukankah semua harus berproses melewati tahapan-tahapan yang kau gariskan dan ketika seorang keluar dari garis itu garis yang lurus yang kau sebut shoratalmustaqim maka ia akan binasa seperti yang pernah disampaikan hambamu yang yang paling mulia itu "taraktukum 'ala matsalil baidha' lailuha kanahariha la yazyghu 'anha illa halikun"
bukankah kau juga tak pernah menghukum ibrahim saat ia meyakini bulan sebagai tuhannya atau ketika selanjutnya ia menganggap matahari sebagai tuhannya dan ketika ia Ibrahim as memepercayai bintang sebagai sesembahannya yang kau abadikan dalam Al-qur'an (Al-an'am 76-78)
juga ketika hambamu meminta arinie kaifa tuhyil mauta?, jadi tuhan ketika ada yang meragukanmu termasuk aku bukankah itu adalah manusiawi bukankah sudah ada presedennya jadi bukanlah hal yang baru yang harus membuatmu terkejut apalagi "hamba-hamba yang membelamu itu" 
entah kapan engkau mengamanahi mereka atau jangan-jangan mereka melakukan kudeta untuk merebut kekuasaanmu, memang benar engkau pernah mengatakan dan ini yang sering mereka bilang in tanshurulloha yanshurukum, wa yutsabbit aqdamakum, tapi apa kau meridhai orang-orang yang membelamu justru mencedrai hak sesama manusianya dan atas namamu lagi.bukankah seseorang yang bersalah,melukai dan membuat hati seorang sakit yang dalam bahasa muhammad saw disebut zhaalim harus meminta maaf kepada yang dizholiminya (mazhluum) baru kelak engkau akan memaafkannya di akherat.

dicopy dari NOTE Fb Donnie takkan ingkar, dan difaste di halaman ini pukul 00.56, 23 jam setelah tulisan ini diterbitkan. bwt sahabat lagonder silahkan diberikan komentar tentang tulisan rekan kita ini.''

5 komentar:

Anonim mengatakan...

keraguan anda apakah muncul karena memang ketidaksempurnaan pngetahuan anda??atau karena melihat penomena sosial agama yang dimana anda hanya melihat dari kaca mata anda??
naif kalau menganalogikan keberadaan anda dengan nabi Ibrahim AS. terlalu jauh memiliki kecemburuan terhadap nabi Ibrahim.. (saya tdak mengatakan kecemburuan anda salah) akan tetapi ruang dan waktu sangat berbeda. wahyu sudah turun lalu tuhan sudah mengatakan terserah kepada anda. "wahadaina hu najdain"..apakah terus lantas kita menyalahkan tuhan dengan dua jalan tersebut?? yang pantas menjadi pertanyaan jalan yang mana kita tempuh untuk mengetahui dua jalan itu!!!
Abdul Muid
presiden BEMJ UIN Jakarta
menteri Koordinator ekonomi KAMMI UIN Jakarta

Anonim mengatakan...

keraguan anda apakah muncul karena memang ketidaksempurnaan pngetahuan anda??atau karena melihat penomena sosial agama yang dimana anda hanya melihat dari kaca mata anda??
naif kalau menganalogikan keberadaan anda dengan nabi Ibrahim AS. terlalu jauh memiliki kecemburuan terhadap nabi Ibrahim.. (saya tdak mengatakan kecemburuan anda salah) akan tetapi ruang dan waktu sangat berbeda. wahyu sudah turun lalu tuhan sudah mengatakan terserah kepada anda. "wahadaina hu najdain"..apakah terus lantas kita menyalahkan tuhan dengan dua jalan tersebut?? yang pantas menjadi pertanyaan jalan yang mana kita tempuh untuk mengetahui dua jalan itu!!!
Abdul Muid
presiden BEMJ UIN Jakarta
menteri Koordinator ekonomi KAMMI UIN Jakarta
Sekjen IMSAK Jakarta 2010-2011

Anonim mengatakan...

keraguan kuanggap seperti keyakinan yang belum sempurna, jadi sesungguhnya telah ada keyakinan yang disisipkan di sisi hati hanya belum sempurna diri ini meyakininya. saya suka dengan tulisan itu, tulisannya jujur dan saya suka kejujuran, daripada harus selalu berlindung dari kata "aku beriman", padahal sungguh ia selalu merasa geli dengan orang yang memuji Tuhannya. jika memang kau merasa butuh mengenal tuhan dengan menantangnya, maka tantanglah Dia hingga kau benar-benar akan merasakan Kekuatan-Nya. mungkin itu akan menjadi jalan untuk menjadi "pembela", bukan dengan membela-Nya, tetapi membela agama-Nya dan pemeluk agama-Nya yang dilecehkan. salam, NUR...LDK Unhas...

Anonim mengatakan...

bwt Nur UNHAS sepakat,... kalo memang anda menginginkan kebenaran,sy yakin anda akan menemukan kebenaran itu, ketika anda nanti lelah menentang tuhan,... sy tdk faham kenapa anda tidak percaya saja dg yg dturunkan tuhan, sudahi keraguan anda ini....
hamba alloh, FK UNRAM

Adit mengatakan...

Saya hampir setiap hari ber keluh kesah kepadaNYA. Ampuni hambamu ini, ya RABB.